Kamis, 26 September 2013

KONSEP, PRINSIP DAN PENDEKATAN DALAM PENILAIAN PEMBELAJARAN BI

BAB I
PENDAHULUAN



A.      Latar Belakang Masalah
        Evaluasi adalah suatu proses, yakni proses menentukan sampai berapa jauh kemampuan yang dapat dicapai oleh siswa dalam proses belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan tersebut sebelumnya sudah ditetapkan secara operational. Selanjutnya juga ditetapkan patokan pengukuran hingga dapat diperoleh penilaian (value judgement). Dalam evaluasi pembelajaran BI memiliki beberapa sasaaran yang harus kita pahami agar kegiatan evaluasi yang dilakukan sesuai dengan pedoman yang ditetapkan dalam melaksanakan evaluasi. Sasaran tersebut diantaranya adalah: perencanaan program, pelaksanaan program dan hasil pelaksanaan program yang tampak pada kinerja siswa dan guru. Tidak hanya sasaran saja evaluasi juga memiliki prinsip – prinsip yang harus dipahami oleh evaluator atau pelaksana pembelajaran. Namun hal tersebut masih jauh dari yang diharapkan, hal ini dibuktikan dengan masih ditemukan kesalahan dalam melaksanakan evaluasi, guru kurang memahami prinsip – prinsip dalam evaluasi pembelajaran BI.
Bertitik pangkal dari permasalahan di atas, penulis akan menjelaskan tentang beberapa konsep dasar dalam evaluasi, prinsip – prinsip penilaian pembelajaran dan pendekatan – pendekatan pembelajaran BI. Salah satunya dengan makalah yang berjudul “Konsep, Prinsip dan Pembelajaran dalam Penilaian”.
B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang diangkat dalam penulisan makalah ini adalah:
1.        Prinsip – prinsip apa saja yang harus dipahami oleh evaluator?
2.        Bagamana cara memilih pendekatan yang sesuai dalam pembelajaran BI?

C.      Tujuan Penulisan Makalah
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini secara umum adalah untuk memperoleh penjelasan singkat tentang “Konsep, Prinsip dan Pembelajaran dalam Penilaian”. Secara lebih terperinci tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.        Mengetahui prinsip – prinsip yang harus dipahami oleh seorang evaluator.
Mendapatkan informasi tentang cara memilih pendekatan yang sesuai dalam pembelajaran BI.

BAB II
LANDASAN TEORI



A.      Beberapa Konsep Dasar
Dalam penilaian pendidikan ada beberapa istilah yang sering kali tidak dapat dibedakan dengan baik yaitu evaluasi, penilaian, pengukuran dan asesmen. Keempat istilah tersebut sangat sering disebut dan dipakai dalam penyelenggaraan pendidikan. Istilah tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
1.        Evaluasi
Dalam pembelajaran bahasa indonesia evaluasi adalah tahapan atau kegiatan dalam pengelolaan pendidikan/ pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui keefektifan/ keberhasilan suatu sistem pendidikan secara keseluruhan. Sasaran evaluasi mencakup perencanaan program, pelaksanaan program dan hasil pelaksanaan program yang tampak pada kinerja siswa dan guru.
a. Sasaran Evaluasi Pembelajaran
Sasaran evaluasi hasil belajar siswa adalah penguasaan kompetensi. Dalam hal ini kompetensi diartikan sebagai (1) Seperangkat tindakan cerdas penuhtanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu. (SK. Mendiknas No. 045/U/2002); (2) Kemampuan yang dapat dilakukan oleh peserta didik yang mencakup pengetahui keterampilan dan perilaku; (3) Integrasi domain kognitif, afektif dan psikomotorik yang direfleksikan dalam perilaku. Mengacu pengertian kompetensi tersebut, maka hasil belajar mahasiswa mencakup ranah kognitif, psikomotorik dan afektif yang harus dikuasai oleh setiap siswa setelah pembelajaran berlangsung sesuai dengan rencana pembelajaran yang disusun oleh guru. Evaluasi pembelajaran adalah evaluasi terhadap proses belajar mengajar.
Secara sistemik, evaluasi pembelajaran diarahkan pada komponen-komponen sistem pembelajaran, yang mencakup:
1) Komponen input, yakni perilaku awal siswa,
2) Komponen input instrumental yakni kemampuan profesional guru/tenaga kependidikan,
3) Komponen kurikulum (program studi, metode, media),
4) Komponen administratif (alat,waktu, dana),
5) Komponen proses ialah prosedur pelaksanaan pembelajaran.
6) Komponen output ialah hasil pembelajaran yang menandai ketercapaian tujuan pembelajaran.
Evaluasi disini hanya ditujukan pada evaluasi terhadap komponen proses dalam kaitannya dengan komponen input instrumental.
Dalam hal ini yang dievaluasi adalah karakteristik siswa dengan menggunakan suatu tolak ukur tertentu. Karakteristik-karakteristik tersebut dalam ruang lingkup kegiatan belajar-mengajar adalah sebagai berikut:
a. Tampilan siswa dalam bidang kognitif,
b. Afektif, dan
c. Psikomotor.
Tampilan tersebut dapat dievaluasi secara lisan, tertulis, maupun perbuatan. Dengan demikian mengevaluasi di sini adalah menentukan apakah tampilan siswa telah sesuai dengan tujuan instruksional yang telah dirumuskan atau belum.
Apabila lebih lanjut kita kaji pengertian evaluasi dalam pembelajaran, maka akan diperoleh pengertian yang tidak jauh berbeda dengan pengertian evaluasi secara umum. Pengertian evaluasi pembelajaran adalah proses untuk menentukan nilai pembelajaran yang dilaksanakan, dengan melalui :
1. Kegiatan pengukuran. Pengukuran yang dimaksud di sini adalah proses membandingkan tingkat keberhasilan pembelajaran dengan ukuran keberhasilan pembelajaran yang telah ditentukan secara kuantitatif.
2. Penilaian pembelajaran. Penilaian yang dimaksud di sini adalah proses pembuatan keputusan nilai keberhasilan pembelajaran secara kualitatif.
b. Obyek dan Subyek Evaluasi Pendidikan
Objek evaluasi pendidikan adalah segala sesuatu yang bertalian dengan kegiatan atau proses pendidikan, yang dijadikan titik pusat perhatian atau pengamatan, sehingga diperoleh informasi tentang kegiatan atau proses belajar tersebut. Hal itu meliputi:
a. Aspek kemampuan, bekal kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik dalam mengikuti atau melaksanakan proses belajar.
b. Aspek kepribadian, aspek kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri seseorang, dan menampakan bentuknya dalam tingkah laku.
c. Aspek sikap, aspek sikap, pada dasarnya adalah merupakan bagian dari tingkah laku manusia, sebagai gejala atau gambaran keprbadan yang memancar keluar.
Subyek atau pelaku evaluasi pendidikan ialah: orang yang melakukan pekerjaan evaluasi dalam bidang pendidikan. Berbicara tentang subyek evaluasi pendidikan di sekolah, kiranya perlu dikemukakan disini bahwa megenaisiapa yang disebut sebagai subyek evaluasi pendidikan itu akan sangat bergantung pada, atau dtentukan oleh suatu aturan yang menetapkan pembagian tugas untuk melakukan evaluasi tersebut. Jadi subyek evaluasi penidikan itu dapat berbeda – beda orangnya.
Dalam kegiatan evaluasi pendidikan dimana sasaran evaluasinya adalah prestasi belajar, maka subyek evaluasinya adalah guru atau dosen yang mengasuh mata pelajaran tertentu. Jika evaluasi yang dlakukan itu sasarannya adalah sikap peserta didik, maka subyek evaluasinya adalah guru atau petugas yang sebelum melaksanakan evaluasi tentang sikap itu, terlebih dahulu telah memperoleh pendidikan atau latihan (training) mengenai cara – cara menilai sikap seseorang.
Adapun apabila sasaran yang dievaluasi adalah kepribadian peserta didik, dmana pengukuran tentang kepribadian tu dilakukan dengan menggunakan instrument berupa tes yang sifatnya baku (standardized test), maka subyek evaluasinya tidak bisa lain kecuali seorang psikolog; yatu seseorang yang memang telah dididik untuk menjad tenaga ahli yang profesional di bidang psikologi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa disamping alat – alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur kepribadian seseorang itu sifatnya rahasia, juga hasil –hasil pengukuran yang diperoleh dari tes kepribadian itu, hanya dapat diinterpretasi dan disimpulkan oleh para psikolog tersebut, tidak mungkin dikerjakan oleh orang lain.

2. Penilaian
         Penilaian dalam pembelajaran bahasa indonesia adalah proses mengolah hasil – hasil pengukuran untuk dibandingkan dengan kriteria tertentu dalam rangka menentukan nilai akhir siswa.

3. Pengukuran
         Pengukuran dalam pembelajaran bahasa indonesia adalah proses memberi angka atau skor terhadap karangan siswa, partisipasi siswa, lembar jawaban pilihan ganda dan hasil tugas – tugas yang lain (misalnya membuat rangkuman).

4. Asesmen
         Dalam pembelajaran bahasa indonesia asesmen adalah proses mengumpulkan data atau bukti yang berkaitan dengan kinerja siswa atau kemajuan belajar siswa dalam arti yang seluas – luasnya.
         Dengan demikian asesmen merupakan proses mengumpulkan informasi. Hasil asesmen bukan skor. Skor itu hasil pengukuran. Hasil asesmen bukan nilai karena nilai itu hasil penilaian. Hasil asesmen adalah karangan siswa lembar jawaban pilihan ganda, rangkuman, tumpukan hasil pengamatan dan sejenisnya.
         Instrumen asesmen dalam pembelajaran bahasa indonesia adalah seperangkat alat yang digunkaan untuk melakukan asesmen dalam rangka memperoleh data atau informasi mengenai kemajuan belajar siswa dalam pembelajaran bahasa indonesia. Tes (subjektif dan objektif) adalah contoh instrumen asesmen. Lembar pengamatan juga termasuk instrumen asesmen.
Dengan demikian evaluasi pembelajaran BI mencakup kegiatan:
1. Pengembangan instrumen asesmen
2. Pelaksanaan asesmen (proses pengumpulan informasi kemajuan belajar siswa)
3. Pengukuran untuk menentukan skor – skor
4. Penilaian untuk menentukan nilai akhir
5. Evaluasi

B. Prinsip – Prinsip Penilaian Pembelajaran BI
      Gronlund dan Linn (1992) mengemukakan prinsip – prinsip utama dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran. Prinsip – prinsip tersebut adalah sebagai berikut: 
1. Mengharuskan adanya prioritas utama pada apa yang dievaluasi karena sebelum menetapkan alat penilaian, spesifikasi karakteristik yang diukur perlu ditetapkan secara jelas.
2. Teknik penilaian harus dipilih berdasarkan karakteristik performansi yang diukur.
3. Evaluasi harus komprehensif, memerlukan keterpaduan berbagai teknik. Tidak ada satu jenis instrumen atau prosedur tunggal yang bisa digunakan untuk mengukur semua proses dan hasil belajar.
4. Penggunaan teknik evaluasi secara tepat memerlukan kesadaran akan keterbatasannya. Suatu pengukuran akan memiliki eror yang perlu dipertimbangkan secara mantap.
5. Penilaian merupakan alat untuk mencapai tujuan, bukan merupakan tujuan itu sendiri. Penilaian adalah suatu proses untuk memperoleh informasi sebagai dasar pengambilan keputusan.
        Di samping kelima prinsip tersebut, prinsip – prinsip umum yang perlu diperhatikan adalah sebagi berikut:

1. Komprehensif
        Evaluasi yang komprehensif memerlukan tehnik bervariasi. Tidak adalah teknik evaluasi tunggal yang mampu mengukur tingkat kemampuan siswa dalam belajar, meskipun hanya dalam satu pertemuan jam pelajaran. Sebab dalam kenyataannya tiap-tiap teknik evaluasi mempunyai ke terbatasan keterbatasan tersendiri. 
        Test objektif misalnya akan memberikan bukti obyektif tentang tingkat kemampuan siswa. Tetapi hanya memberikan informasi sedikit dari siswa tentang apakah ia benar-benar mengerti tentang materi tersebut, apakah sudah dapat mengembangkan ketrampilan berfikirnya, apakah akan dapat mengubah/ mengembangkan sikapnya apabila menghadapi situasi yang nyata dan sebagainya.
   Lebih – lebih pada test subjektif yang penilaiannya lebih banyak tergantung pada subyektivitas evaluatornya.
       Atas dasar prinsip inilah maka seyogyanya dalam proses belajar mengajar, untuk mengukur kemampuan belajar siswa digunakan teknik evaluasi yang bervariasi. Bob Houston seorang ahli evaluasi di Amerika Serikat (Texas) menyarankan untuk mendapatkan hasil yang lebih objektif dalam evaluasi, maka variasi teknik tidak hanya dikembangkan dalam bentuk pengukuran kuantitas saja. Evaluasi harus didasarkan pula data kualitatif siswa yang diperoleh dari observasi guru, Kepala Sekolah, catatan catatan harian dan sebagainya.

2. Mengacu kepada tujuan
         Pelaksanaan evaluasi pembelajaran juga harus selalu mengacu pada tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Tujuan merupakan kriteria utama yang menentukan arah kegiatan evaluasi. Sasaran kegiatan evaluasi adalah untuk melihat tercapai tidaknya pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Untuk itu tujuan pembelajaran merupakan landasan utama yang dijadikan patokan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran.

3. Teknik Evaluasi
         Teknik evaluasi yang dipilih sesuai dengan tujuan evaluasi. Hendaklah diingat bahwa tidak ada teknik evaluasi yang cocok untuk semua keperluan dalam pendidikan. Tiap – tiap tujuan (pendidikan) yang ingin dicapai dikembangkan tekmk evaluasi tersendiri yang cocok dengan tujuan tersebut. Kecocokan antara tujuan evaluasi dan teknik yang digunakan perlu dijadikan pertimbangan utama.

4. Kesadaran adanya Kesalahan Pengukuran
            Evaluator harus menyadari keterbatasan dan kelemahan dalam teknik evaluasi yang digunakan. Atas dasar kesadaran ini, maka dituntut untuk lebih hati-hati dalam kebijakan-kebijakan yang diambil setelah melaksanakan evaluasi. Evaluator menyadari bahwa dalam pengukuran yang dilaksanakan, hanya mengukur sebagian (sampel) saja dari suatu kompleksitas yang seharusnya diukur, lagi pula pengukuran dilakukan hanya pada saat tertentu saja. Maka dapat terjadi salah satu aspek yang sifatnya menonjol yang dimiliki siswa tidak termasuk dalam sampel pengukuran. Inilah yang disebut sampling error dalam evaluasi.
        Sumber kesalahan (error) yang lain terletak pada alat/ instrument yang digunakan dalam proses evaluasi. Penyusunan alat evaluasi tidak mudah, lebih-Iebih bila aspek yang diukur sifatnya komplek. Dalam skoring sebagai data kuantitatif yang diharapkan dapat mencerminkan objektivitas, tidak luput dari “error of measurement”. Test obyektif tidak luput dari guessing, main terka, untung-untungan, sedang test essai subyektivitas penilai masuk di dalamnya. Karena itu dalam laporan hasil evaluasi, evaluator perlu melaporkan adanya kesalahan pengukuran ini. Pengukuran dengan test, kesalahan pengukuran dapat ditunjukkan dengan koefisien kesalahan pengukuran.

5. Objektif
         Kegiatan evaluasi pembelajaran juga harus dilaksanakan secara objektif artiny, evaluasi yang dilakukan memang benar – benar sesuai dengan kenyataan yang ada.

6. Kooperatif
         Dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran juga harus bekerja sama dengan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan penilaian. Pihak – pihak tersebut bisa guru, petugas bimbingan, orang tua, wali kelas dan sebagainya.

7. Kontinuitas
        Penilaian pembelajaran harus dilaksanakan secara terus menerus atau berkesinambungan selama proses pelaksanaan pembelajaran. Penilaian pembelajran tidak hanya ditujukan pada hasil akhir yang dicapai melainkan harus dilakukan sejak penyusunan rencanasampai tahap pelaporan akhir, bahkan sampai tindak lanjut.

8. Praktis, ekonomis dan mendidik
         Penilaian pembelajaran yang baik harus mudah dilaksanakan, rendah biaya, efisiensi waktu, tenaga serta bisa mencapai tujuan secara optimal.

C. Pendekatan – Pendekatan Penilaian Pembelajaran BI
         Dalam perkembangannya, penilaian pengajran bahasa dapat dipilah menjadi 3 kategori, yakni penilaian yang menggunakan pendekatan distrik, integratis dan komunikatif.

1. Penilaian Pembelajaran BI dengan pendekatan Distrik
     Menurut Oller, penilaian pengajran dengan pendekatan distrik merupakan penilaian yang hanya menekankan atau menyangkut satu aspek tertentu. Jika dalam pengajaran kebahasaan dikenal adanya aspek fonologi, morfologi, sintaksis maka dapat kita jumpai adanya penilaian tentang fonologi. Penilaian dengan pendekatan distrik memanfaatkan alat ukur yang berupa tes distrik.
         Tes distrik didasari oleh linguistik struktural dan psikologi behavior yang beranggapan bahwa pemilah – milahan komponen kebahasaan dapat dilakukan, diajarkan dan diteskan tanpa harus mengaitkan dengan acuan konteks kebahasaan yang sebenarnya. 

2. Penilaian Pembelajaran BI dengan Pendekatan Integratif
          Penilaian yang menggunakan pendekatan integratif (dengan alat ukur yang berupa tes integratif) muncul sebagai reaksi terhadap tes diskrit yang dianggap memiliki banyak kelemahan.
     Sebagai alternatifnya, Oller (1979) mengemukakan tes integratif. Tes integratif merupakan tes kebahasaan yang digunakan untuk mengukur beberapa aspek kemampuan atau keterampilan berbahasa. Dalam tes integratis aspek kebahasaan tidak dipisah – pisah, melainkan merupakan kesatuan yang padu.

3. Penilaian Pembelajaran BI dengan Pendekatan Komunikatif
          Penilaian pengajaran bahasa dengan pendekatan komunikatif merupakan penilaian yang difungsikan untuk mengukur kemampuan berbahasa sesuai dengan situasi dan konteks pemakaiannya yang lazim disebut dengan kemampuan komunikatif. Kemampuan ini dapat diukur dengan menggunakan klos tes, dikte, tanya jawab, wawancara, bercerita, mengarang dan terjemahan. Perbedaan antara tes komunikatif dengan tes integratis terletak pada situasi serta konteks pemakaian bahasa. Munculnya tes komunikatif dapat dipandang sebagai koreksi terhadap tes integratif.



BAB III


KESIMPULAN



          Berdasarkan informasi yang diperoleh maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:
Evaluasi adalah tahapan atau kegiatan dalam pengelolaan pendidikan pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui keefektifan/ keberhasilan
1. Senang bekerja dalam kelompok
2. Senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung.

DAFTAR PUSTAKA


Hasan, Aliah B. Purwakania. (2006). Psikologi Perkembangan Islami. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Jalaludin. (1998). Psikologi Agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Riyanto, Yatim. (2005). Paradigma Pembelajaran. Surabaya: Unesa University Press
Uno, Hamzah B. (2007). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Yusuf, Samsyu. (2006). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosda Karya


CATATAN,,,
DILARANG KERAS MENYADUR/ MENYALIN DI LUAR ETIKA KEILMUAN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar