Kamis, 26 September 2013

BATASAN – BATASAN DALAM PENELITIAN

BAB I
PENDAHULUAN



A.      Latar Belakang Masalah

              Penelitian adalah proses ilmiah yang mencakup sifat formal dan intensif. Karakter formal dan intensif karena mereka terikat dengan aturan, urutan, maupun cara penyajiannya agar memperoleh hasil yang diakui dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. Intensif dengan menerapkan ketelitian dan ketepatan dalam melakukan proses penelitian agar memperoleh hasil yang dapat dipertanggung jawabkan, memecahkan problem malalui hubungan sebab dan akibat, dapat diulang kembali dengan cara yang sama dan hasil sama. Penelitian dapat juga diartikan sebagai cara pengamatan atau inkuiri dan mempunyai tujuan untuk mencari jawaban permasalahan atau proseso penemuan, baik itu discovery maupun invention. Discovery diartikan hasil temuan yang memang sebetulnya sudah ada. Sedangkan invention dapat diartikan sebagai penemuan hasil penelitian yang betul-betul baru dengan dukungan fakta.

        Menurut Kerlinger (1986) penelitiaan adalah proses penemuan yang mempunyai karakteristik sistematis, terkontrol, empiris, dan mendasarkan pada teori dan hipotesis atau jawaban sementara. Beberapa karakteristik penelitian sengaja ditekankan oleh kerlinger agar kegiatan penelitian memang berbeda dengan kegiatan profesional lainnya. Penelitian berbeda dengan kegiatan yang menyangkut tugas-tugas wartawan yang biasanya meliput dan melaporkan berita atas dasar fakta. Pekerjaan mereka belum dikatakan penelitian, karena tidak dilengkapi karakteristik lain yang mendukung agar dapat dikatakan hasil penelitian, yaitu karakteristik mendasarkan pada teori yang ada dan relevan dan dilakukan secara intensif dan dikontrol dalam pelaksanaannya. Dalam melakukan penelitian terlebih dahulu peneliti harus menemukan masalah yang ada dilapangan. Setelah itu barulah peneliti mencari informasi atau data lapangan dalam dibutuhkan dalam penelitian. Akan tetapi peneliti banyak yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan penelitian. Ada beberapa hal yang menyebabkan sebuah penelitian tidak bisa diselesaikan diantaranya adalah tingkat kerumitan masalah dan penguasaan metodologi. Hal ini sangatlah penting untuk dipahami. Masalah yang terlalu rumit atau pelik akan sulit ditemukan titik permasalahannya begitu pula metodologi yang tidak dipahami oleh peneliti membuat masalah semakin tidak bisa dipecahkan. Bertitik pangkal dari permasalahan di atas, penulis akan menjelaskan tentang hal – hal yang membatasi dalam suatu penelitian. Salah satunya dengan makalah yang berjudul “Batasan – Batasan Penelitian”.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang diangkat dalam penulisan makalah ini adalah:
1.        Bagaimana cara mengetahui Complexity of Research Problem?
2.        Bagaimana cara untuk menentukan subjek penelitian?
C.      Tujuan Penulisan Makalah
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini secara umum adalah untuk memperoleh penjelasan singkat tentang “Batasan – Batasan dalam Penelitian”. Secara lebih terperinci tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.  Mendapatkan penjelasan singkat tentang cara mengetahui Complexity of Research Problem.
2. Mendapatkan informasi tentang cara untuk menentukan subjek penelitian.


BAB II
LANDASAN TEORI



A.      Manusia sebagai Subjek Penelitian (Human Subject)

1.        Pengertian Subyek Penelitian
           Dalam kamus bahasa Indonesia subyek ialah : pokok kalimat; orang yang dipakai untuk percobaan. Jadi subyek penelitian dapat di defenisikan sebagai
sesuatu, baik orang, benda ataupun lembaga (organisasi), yang sifat-keadaannya (“attribut”-nya) akan diteliti. Dengan kata lain subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat atau terkandung objek penelitian. 
        Dalam bukunya Suharsimi Arikunto (Manajemen Penelitian) Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti. Jika kita bicara tentang subjek penelitian, sebetulnya kita berbicara tentang unit analisis, yaitu subjek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran peneliti. 
         Dalam wikipedia berbahasa Indonesia subjek penelitian atau responden adalah pihak – pihak yang dijadikan sebagai sampel dalam sebuah penelitian. Subjek penelitian juga membahas karakteristik subjek yang digunakan dalam penelitian, termasuk penjelasan mengenai populasi, sampel dan teknik sampling (acak/non-acak) yang digunakan.

2. Tingkatan subjek penelitian
Subjek penelitian dapat terdiri dari tiga level, yaitu:
a. Mikro merupakan level terkecil dari subjek penelitian, dan hanya berupa individu.
b. Meso merupakan level subjek penelitian dengan jumlah anggota lebih banyak, misal keluarga dan kelompok.
c. Makro merupakan level subjek penelitian dengan anggota yang sangat banyak, seperti masyarakat atau komunitas luas.

     Peran subjek penelitian adalah memberikan tanggapan dan informasi terkait data yang dibutuhkan oleh peneliti, serta memberikan masukan kepada peneliti, baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut pendapat lain dikemukakan bahwa subjek penelitian dan responden penelitian merupakan dua hal yang mempunyai pengertian berbeda-beda. Subjek penelitian adalah benda, hal atau orang tempat variabel penelitian melekat, Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti. Jika kita bicara tentang subjek penelitian, sebetulnya kita berbicara tentang unit analisis, yaitu subjek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran peneliti.
       Responden adalah orang yang dapat memberikan jawaban atau keterangan tentang variabel, Responden dari kata asal ”respon” atau penanggap, yaitu orang yang menanggapi. Dalam penelitian, responden adalah orang yang diminta memberikan keterangan tentang suatu fakta atau pendapat. Keterangan tersebut dapat disampaikan dalam bentuk tulisan, yaitu ketika mengisi angket, atau lisan, ketika menjawab wawancara. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa manusia merupakan subjek yang paling penting dalam penelitian, data – data dan informasi – informasi penelitian tidak akan bisa diperoleh tanda adanya subjek penelitian yaitu manusia. Dalam peengumpulan data dengan teknik wawancara, manusia bertindak sebagai responden yang memberikan informasi kepada peneliti.

B. Institusi Publik (Publik Institution)
    Sebuah institusi adalah setiap struktur atau mekanisme tatanan sosial dan kerjasama yang mengatur perilaku satu set individu dalam suatu komunitas manusia yang diberikan. Institusi juga biasa disebut dengan istilah lembaga. Namun kedua istilah ini memiliki arti yang berbeda. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesi (2008) dijelaskan bahwa lembaga adalah badan atau organisasi yang memiliki tujuan jelas terutama dalam bidang keilmuan. Salah satunya adalah lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan meliputi SD/ MI, SMP/ MTS, SMA/ SMK/ MA.

1. SD/ MI Sebagai Lembaga Pendidikan
    Bahwa secara teknis pendidikan dapat dikategorikan dalam tiga tingkatan, yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tingga. Tingkatan ini didasarkan kepada kesiapan anak dalam mengikuti proses. Oleh karena itulah setiap tingkatan harus dilalui sebaik – baiknya dan dinyatakan lulus. Jika tidak berarti harus mengulang di tahun selanjutnya. Tingkat satuan pendidikan yang dianggap sebagai dasar pendidikan adalah SD/ MI. Di sekolah inilah anak didik mengalami proses pendidikan dan pembelajaran. Secara umum pengertian sekolah dasar dapat kita katakan sebagai lembaga pendidikan yang menyelenggarakan proses pendidikan dasar dan mendasari proses pendidikan selanjutnya. Selanjutnya pengertian sekolah dasar diperluas sebagai pendidikan dasar yang meliputi sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Pengembangan ini deilakukan sebagai penyesuaian dengan wajib belajar sembilan tahun pada pendidikan.
      Pendidikan ini diselenggarakan untuk anak – anak yang telah berusia tujuh tahun dengan asumsi bahwa anak seusia tersebut mempunyai tingkat pemahaman dan kebutuhan pendidikan yang sesuai dengan dirinya. Pendidikan dasar memang diselenggarakan untuk memberikan dasar pengetahuan, sikap dan keterampilan bagi anak didik. Pendidikan dasar inilah yang selanjutnya dikembangkan untuk meningkatkan kualitas diri anak didik. 
    Begitu juga dengan MI (Madrasah Ibtidayah) memiliki peranan penting dalam pendidikan khususnya pengetahuan agama yaitu agama islam. Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam yang keberadaanyatidak terlepas dari lembaga pendidikan agama mempunyai peran strategis membentuk sebuah paradigma pendidikan dan idiologi sosial di masyarakat ini. Terdapat keunikan tersendiri dari madrasah karena: 
1. Lembaga pendidikan ini pada umumnya berada di pondok pesantren dengan sistem pendidikan terintegrasi.
2. Berasaskan Islam (Al-Qur’an, Al-Hadist) yang pada muaranya adalahpembentukan siswa yang berakhlaqul karimah.
3. Tujuan yang hendak dicapai adalah pembentukan IMTAQ (Iman dan Taqwa)serta IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi).

      Akhir-akhir ini pendidikan Islam mulai mengalami kemajuan, hal initerbukti dengan semakin bertambah jumlah dan kokohnya keberadaan lembaga pendidikan Islam, artinya masuknya pendidikan agama/ madrasah ke dalam main stream pendidikan nasional, misalnya pada pendidikan tingkat madrasah sekarang ini, sejak Ibtidaiyah sampai Aliyah sudah mengikuti kurikulum nasional. Dengan demikian madrasah tidak lagi khusus mengaji atau mendalami masalah – masalah keagamaan sebagaimana dulunya. 
     Namun sudah ada madrasah yang membuka jurusan IPA, sosial, keterampilan dan lain- lain, 6 serta munculnya beberapa jenis serta model pendidikan yang ditawarkan lembaga – lembaga pendidikan Islam. Namun pada kenyataannya tantangan yang dihadapi pendidikan Islam tetap saja kompleks dan berat, karena dunia pendidikan Islam juga dituntut untuk memberikan konstribusi bagi kemodernan dan tendensi globalisasi, sehingga mau tidak mau pendidikan Islam dituntut menyusun langkah – langkah perubahan yang mendasar, menuntut terjadinya diversifikasi dan diferensiasi keilmuan dan atau mencari pendidikan alternatif yang inovatif. 

2. Kaitan Lembaga Pendidikan dengan Kegiatan Penelitian

Dalam kegiatan penelitian tidak akan lepas dengan institusi atau lembaga yang terkait dengan penelitian yang sedang kita lakukan. Penelitian yang dilakukan dalam dunia pendidikan maka akan berhubungan dengan lembaga pendidikan. Penelitian yang dilakukan di dunia pendidikan biasa lebih kepada penerapan suatu model pembelajaran, pengembangan suatu teknik, metode dan inovasi baru dalam dunia pendidikan. Misalnya (development research) atau RD yang dilakukan untuk mengembangkan suatu metode, teknik atau strategi agar lebih efektif dalam kegiatan pembelajaran. Kemudian Penelitian Tindakan Kelas atau PTK yang dilakukan untuk mengatasi masalah – masalah atau kesulitan – kesulitan yang dialami siswa di kelas.

C. Kompleksitas Masalah Penelitian (Complexity of Research Problem)
     Perumusan masalah merupakan salah satu tahap di antara sejumlah tahap penelitian yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Tanpa perumusan masalah, suatu kegiatan penelitian akan menjadi sia-sia dan bahkan tidak akan membuahkan hasil apa-apa. 
     Perumusan masalah atau research questions atau disebut juga sebagai research problem, diartikan sebagai suatu rumusan yang mempertanyakan suatu fenomena, baik dalam kedudukannya sebagai fenomena mandiri, maupun dalam kedudukannya sebagai fenomena yang saling terkait di antara fenomena yang satu dengan yang lainnya, baik sebagai penyebab maupun sebagai akibat. 
      Mengingat demikian pentingnya kedudukan perumusan masalah di dalam kegiatan penelitian, sampai-sampai memunculkan suatu anggapan yang menyatakan bahwa kegiatan melakukan perumusan masalah, merupakan kegiatan separuh dari penelitian itu sendiri. 
      Perumusan masalah penelitian dapat dibedakan dalam dua sifat, meliputi perumusan masalah deskriptif, apabila tidak menghubungkan antar fenomena, dan perumusan masalah eksplanatoris, apabila rumusannya menunjukkan adanya hubungan atau pengaruh antara dua atau lebih fenomena. 
      Perumusan masalah memiliki fungsi sebagai berikut yaitu Fungsi pertama adalah sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau dengan kata lain berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu menjadi ada dan dapat dilakukan. Fungsi kedua, adalah sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian. Perumusan masalah ini tidak berharga mati, akan tetapi dapat berkembang dan berubah setelah peneliti sampai di lapangan. Fungsi ketiga dari perumusan masalah, adalah sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan oleh peneliti, serta jenis data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan oleh peneliti. 
      Keputusan memilih data mana yang perlu dan data mana yang tidak perlu dapat dilakukan peneliti, karena melalui perumusan masalah peneliti menjadi tahu mengenai data yang bagaimana yang relevan dan data yang bagaimana yang tidak relevan bagi kegiatan penelitiannya. Sedangkan fungsi keempat dari suatu perumusan masalah adalah dengan adanya perumusan masalah penelitian, maka para peneliti menjadi dapat dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan menjadi populasi dan sampel penelitian.
        Akan tetapi pemilihan atau perumusan masalah tidak akan bisa dibuat apabila masalah yang ditemukan dilapangan terlalu rumit untuk dicari pemecahannya. Untuk itu dalam penelitian diusahakan mencari masalah yang bisa dipecahkan atau dicari solusinya oleh peneliti.

D. Kesulitan dalam Metodologi (Methodological difficulties)
       Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu (wikipedia, 2012). Metodologi juga merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban. 
      Hakekat penelitian dapat dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong penelitian untuk melakukan penelitian. Setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda, di antaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-masing. Motivasi dan tujuan penelitian secara umum pada dasarnya adalah sama, yaitu bahwa penelitian merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu berusaha untuk mengetahui sesuatu. Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan merupakan kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi motivasi untuk melakukan penelitian. Dalam melakukan penelitian, orang dapat menggunakan berbagai macam metode. Keputusan mengenai metode yang akan dipakai akan tergantung kepada tujuan, pendekatan, bidang ilmu, tempat, sifat masalah yang digarap dan alternatif yang mungkin digunakan. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa metodologi penelitian merupakan hal yang penting dan harus dikuasai oleh peneliti. Apabila peneliti tidak memahami dan menguasai metodologi penelitian maka peneliti akan mengalami kesulitan dalam melakukan penelitian.








BAB III
KESIMPULAN


          Berdasarkan informasi yang diperoleh maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:
        Penelitian adalah proses ilmiah yang mencakup sifat formal dan intensif. Karakter formal dan intensif karena mereka terikat dengan aturan, urutan, maupun cara penyajiannya agar memperoleh hasil yang diakui dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. Intensif dengan menerapkan ketelitian dan ketepatan dalam melakukan proses penelitian agar memperoleh hasil yang dapat dipertanggung jawabkan, memecahkan problem malalui hubungan sebab dan akibat, dapat diulang kembali dengan cara yang sama dan hasil sama.
       Hakekat penelitian dapat dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang mendorong penelitian untuk melakukan penelitian. Setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda, di antaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi masing-masing. Motivasi dan tujuan penelitian secara umum pada dasarnya adalah sama, yaitu bahwa penelitian merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu berusaha untuk mengetahui sesuatu.




DAFTAR PUSTAKA



Anehaira. (2012). Pengertian-Sekolah-Dasar [Online] http://www.anneahira.com/ pengertian-sekolah-dasar.htm [9 Maret 2012]
Eko. (2012). Madrasah-Sebagai-Institusi-Pendidikan. [Online] http:// id.shvoong.com /social-sciences/education/ 2184724-madrasah-sebagai-institusi-pendidikan/ [9 Maret 2012]
Infoskripsi. (2012). Metode-Penelitian-Pendidikan. [Online] http:// www.infoskripsi.com/Theory/Metode-Penelitian-Pendidikan.html [9 Maret 2012]
Wikipedia. (2012). Metodologi_Penelitian. [Online] http://id.wikipedia.org/ wiki/Metodologi_penelitian / [9 Maret 2012]


CATATAN,,,
DILARANG KERAS MENYADUR/ MENYALIN/ MENGUTIP DI LUAR ETIKA KEILMUAN.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar